Tidak seperti mata pelajaran sains lainnya, astronomi mungkin tampak abstrak karena jumlah objek yang harus ditangani agak terbatas. Sebaliknya, sebagian besar astronomi bergantung pada studi energi dari luar angkasa, yang merupakan hal mendasar dalam eksplorasi kosmik.
Para astronom mempelajari sumber-sumber ini dengan menguraikannya sebanyak mungkin untuk mengungkap informasi menarik tentang energi yang menyebabkan lahirnya galaksi kita. Sebagian besar penelitian ini bergantung pada alat-alat teknis yang berat, seperti teleskop raksasa yang beroperasi jauh di atas atmosfer kita hingga berbagai teleskop lain di permukaan bumi dan alat-alat lain yang diperlukan serta media yang memungkinkan.
Pentingnya gelombang radio untuk eksplorasi ruang angkasa
Awalnya, seiring revolusi teknologi modern, para astronom mengandalkan teleskop untuk pengamatan optik. Namun melalui inovasi baru, para astronom kini dapat memanfaatkan beragam energi dari sumber mana pun, sehingga memberikan peluang besar bagi para astronom untuk memperoleh sejumlah besar informasi dari bumi. Salah satu sumbernya adalah berbagai jenis radiasi dari berbagai benda di luar angkasa.
Salah satu bentuk radiasi yang umum digunakan oleh para astronom adalah gelombang radio. Para astronom memanfaatkan dan menyesuaikan energi ini untuk menemukan banyak informasi, seperti peristiwa paling eksplosif di Bima Sakti dan objek paling energik yang melayang di luar angkasa. Supernova, pusaran magnet raksasa di sekitar lubang hitam raksasa, dan radiasi Big Bang adalah beberapa penemuan yang dilakukan oleh para ilmuwan gelombang radio.
Yang terpenting, salah satu berita paling menarik adalah bahwa dengan bantuan gelombang semacam itu, bahkan molekul terkecil di luar angkasa pun dapat dideteksi, yang secara murni menunjukkan kemungkinan adanya kehidupan dan tumbuhan di luar angkasa.
sifat gelombang radio
Dari segi panjang, gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dalam susunan radiasi elektromagnetik, mencakup semua panjang gelombang lainnya yang lebih panjang dari 1 mm. Bagian terbesar gelombang radio mencapai bumi, sedangkan gelombang radio dengan panjang gelombang di atas 100m dipantulkan kembali ke luar angkasa oleh ionosfer (lapisan terluar atmosfer bumi). Para ilmuwan menyebut jenis gelombang ini dengan mengukur periode frekuensinya. Istilah ini digunakan untuk menyatakan jumlah panjang gelombang yang dilewati per detik. Penting untuk dipahami bahwa semakin pendek panjang gelombangnya, semakin tinggi frekuensinya.
Bagaimana gelombang radio digunakan dalam praktik?
Untuk menangkap gelombang ini dan mempelajarinya, para ilmuwan banyak menggunakan teleskop radio. Ini adalah bagian dari piring besar yang menangkap gelombang radio yang masuk ke Bumi saat mengenai inti piring besar tersebut. Antenanya menyerupai salah satu antena TV jaman dulu. Ia menangkap energi, kemudian menyimpan dan mengirimkannya ke komputer, yang mengubahnya menjadi media digital dan gambar. Betapa menakjubkan dan hebatnya komputer di luar sana!
Kompleksitas Aplikasi Gelombang Radio
Sayangnya, teleskop radio lebih buram dibandingkan kebanyakan teleskop optik karena panjang gelombangnya jauh lebih besar daripada panjang gelombang cahaya. Untungnya, sekarang para ilmuwan paling cerdas di luar sana telah menemukan solusinya. Mereka menciptakan serangkaian antena yang panjang untuk menangkap keseluruhan antena dengan tepat, dan susunan teleskop ini sekarang memberikan pandangan yang jauh lebih jelas daripada teleskop Hubble raksasa yang mengorbit planet di bagian atas atmosfer kita.