MOSKOW – Komite Investigasi Rusia mengatakan Letjen Igor Kirillov, kepala pasukan pertahanan nuklir, biologi dan kimia Rusia, dan wakilnya tewas dalam ledakan di Moskow Selasa pagi.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) membunuh Kirillov dalam operasi khusus, kata sumber keamanan Ukraina kepada CBS News. Klaim ini tidak dapat diverifikasi secara independen.
Sumber mengatakan sebuah sepeda motor berisi bahan peledak diledakkan saat Kirillov dan ajudannya memasuki sebuah gedung apartemen.
“Kirillov adalah penjahat perang dan target yang sah karena dia memerintahkan penggunaan senjata kimia terlarang terhadap pasukan Ukraina,” tegas sumber SBU kepada CBS News. “Akhir yang memalukan menanti siapa pun yang membunuh warga Ukraina. Pembalasan atas kejahatan perang tidak bisa dihindari.”
Menurut Reuters, RIA Novosti melaporkan bahwa Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa para pemimpin Ukraina akan menghadapi pembalasan dalam waktu dekat.
Kantor berita Rusia TASS, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di layanan darurat, melaporkan bahwa bom tersebut dipicu dari jarak jauh dan setara dengan sekitar 300 gram TNT.
“Penyidik, ahli forensik, dan personel layanan operasional sedang bekerja di tempat kejadian,” kata juru bicara komisi Svetlana Petrenko dalam sebuah pernyataan. “Investigasi dan penggeledahan sedang berlangsung untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam kejahatan tersebut.
Dia juga mengatakan Kremlin memandangnya sebagai serangan teroris.
Komite tersebut melakukan penyelidikan besar-besaran di Rusia.
Kirillov telah mendapat sanksi dari beberapa negara, termasuk Inggris dan Kanada, atas perannya di Ukraina.
Pada 16 Desember, Kirillov dijatuhi hukuman in absensia oleh pengadilan Ukraina karena menggunakan senjata kimia terlarang di Ukraina. Operasi militer Rusia di Ukraina Mulai Februari 2022.
SBU menyebutkan, sejak Februari 2022, tercatat lebih dari 4.800 insiden penggunaan senjata kimia di medan perang, khususnya granat tempur K-1.
Dalam kampanye yang berlangsung selama hampir tiga tahun, Rusia telah melakukan ekspansi kecil namun stabil di hampir seperlima wilayah Ukraina yang sudah dikuasainya.
Menurut AFP, Kirillov menjabat posisi tersebut sejak April 2017.
Emmett Lyons berkontribusi pada laporan ini.